Kamis, 30 Agustus 2012

Upin Ipin Berhari Raya



Upin Ipin saudara kembar
Belajar masak sampai ke Sumbar
Mari kita menahan sabar
Hawa nafsu jangan diumbar

Upin Ipin bersama Ambar
Masak ayam di panci lebar
Mendengar takbir Allahu Akbar
Kebahagiaan pun tiada tergambar

Agar ayam tak terasa hambar
Taburi dengan bumbu ketumbar
Hari raya senyum ditebar
Karena kemenangan telah berkibar

Tanah Abang, August 18th, 2012 (the last day of Ramadhan)

Jumat, 24 Agustus 2012

Harapan Cinta dalam Puisi

Oleh Armilia Sari


Hanya melalui puisi sederhana ini
Kutuangkan segala asa dalam diri
Kutuliskan cita dan harapan yang menjadi mimpi
Dan kuungkapkan segenap cinta kepada kekasih

O kekasih pujaan hati
Jangan pernah berniat mengkhianati
Karena cintaku juga kan kubawa sampai mati
Hingga kita di surga nanti

Duhai Tuhan Yang Maha Kuasa
Yang merajai hati dan segenap rasa
Hindarkan cinta kami dari jerat dosa
Dan jagalah cinta kami sepanjang masa


Palembang, 18 Juli 2012

Kamis, 02 Agustus 2012

Tuyul Jatuh Cinta

Oleh Armilia Sari

Flash Fiction ini diikutsertakan dalam Event Lomba FF Bertema Hantu Lucu yang diselenggarakan oleh Saiful Boubou dan Doragon Publisher, tetapi karena mereka kabur dan tidak ada tindak lanjut, saya menariknya kembali untuk menghindari pencurian hak cipta




Romio adalah tuyul yang dipelihara oleh Nyonya Diana. Malam ini Romio mendapat tugas mencuri uang dari brankas Pak Bondan, musuh majikannya. Tetapi kali ini ia tidak berani melakukan tugasnya karena Pak Bondan ternyata juga memelihara tuyul. Bukan karena tuyul Pak Bondan lebih kuat hingga Romio takut melakukannya, melainkan karena tuyul peliharaan Pak Bondan adalah tuyul betina yang cantik.
“Woi, melamun terus dari tadi,” tegur Sundel Bolong.
“Iya nih, lagi sariawan ya? Minum Rapetsari!” Genderuwo menimpali.
Kolor Ijo, Wewe Gembel, Pocong, Jenglot, Kuntilanak, Suster Ngesot, Dedemit, Leak, dan Jin Ifrit yang sedang mengadakan konferensi meja bulat sesama makhluk tak kasar itu ikut uring-uringan dengan perubahan sikap tuyul yang kini jadi pemurung.
“Aku galau  friends, lagi patah hati.” Romio mulai bicara.
“Tuyul galau? Apa kata dunia?” tanya mereka serentak.
Romio akhirnya menceritakan perasaannya. Ia jatuh cinta pada Julia, tuyul cantik peliharaan Pak Bondan yang menjadi target sasaran pencuriannya. Tetapi ia tidak tahu bagaimana cara mengungkapkannya.
“Aha, aku ada ide!” seru Dedemit.
Ia kemudian membisikkan sesuatu kepada teman-temannya. Mereka setuju dan segera berangkat ke rumah Julia. Dedemit meletakkan uang sepanjang jalan dari depan rumah Pak Bondan sampai ke rumah Nyonya Diana. Mereka kemudian menunggu jam 12 malam dan mengintai di balik semak-semak. Benar saja, tepat pukul 12 malam Julia bangun dan bersiap melakukan tugas mencuri uang.
Julia terbelalak melihat uang yang terbaris rapi menuju ke suatu tempat. Ia kegirangan dan segera memunguti uang itu satu per satu sampai ke rumah Nyonya Diana. Saat Julia tiba di rumah majikan Romio, serentak seluruh hantu teman-teman Romio menyergapnya.
“Nah, ketahuan kamu maling ya?” tanya Kuntilanak.
“Eh...eh...kalian siapa?” Julia balik bertanya sambil ketakutan karena dikeroyok.
 “Hei, hentikan! Jangan menganiaya makhluk lemah,” bentak tuyul Romio seperti seorang super hero yang melindungi korbannya dari penjahat.
“Hajar bleh!” perintah Jenglot.
Perkelahian yang sengit antara tuyul Romio melawan makhluk-makhluk halus pun terjadi. Sesuai dengan skenario yang dirancang, semua hantu itu kalah berduel dan akhirnya terbirit-birit melarikan diri kecuali Suster Ngesot yang bisanya cuma ngesot.
“Oh terima kasih kau sudah menyelamatkanku.”
“Sama-sama, namaku Romio.”
“Aku Julia.”
Sejak saat itu Romio dan Julia berteman baik. Semakin hari mereka semakin dekat, hingga tibalah saatnya bagi Romio untuk mengungkapkan isi hatinya.
“Julia, bapak kamu pencuri ya?”
“Sudah tahu pakai nanya lagi. Ya iyalah, kita kan sesama tuyul tugasnya turun-temurun memang mencuri. Memangnya kenapa?”
“Hmm, anu...kamu telah mencuri hatiku.”
 “Kamu juga sudah mencuri hatiku Romio.”
“Oh jadi kamu juga suka aku.”
“Iya.”
Romio bahagia mendengar jawaban Julia. Mereka akhirnya resmi berpacaran dan sepakat berhenti bekerja pada majikan mereka masing-masing. Romio dan Julia sadar bahwa kedua majikan mereka selama ini bermusuhan.
“Romio.... Romio... kamu di mana sih?” Nyonya Diana mencari Romio di jalan.
“Julia... kamu tidak lupa dengan tugas kamu kan? Julia...” Pak Bondan berteriak memanggil Julia di luar.
“Sedang mencari siapa kamu?” tanya Nonya Diana ketus.
“Lah kamu sendiri sedang mencari siapa?” tanya Pak Bondan sengit.
“Kucing!” jawab mereka serentak sebelum akhinya berpisah.
*****