Oleh Armilia Sari
Flash Fiction ini diikutsertakan dalam Event Lomba FF Bertema Hantu Lucu yang diselenggarakan oleh Saiful Boubou dan Doragon Publisher, tetapi karena mereka kabur dan tidak ada tindak lanjut, saya menariknya kembali untuk menghindari pencurian hak cipta
Romio adalah tuyul yang
dipelihara oleh Nyonya Diana. Malam ini Romio mendapat tugas mencuri uang dari
brankas Pak Bondan, musuh majikannya. Tetapi kali ini ia tidak berani melakukan
tugasnya karena Pak Bondan ternyata juga memelihara tuyul. Bukan karena tuyul
Pak Bondan lebih kuat hingga Romio takut melakukannya, melainkan karena tuyul peliharaan
Pak Bondan adalah tuyul betina yang cantik.
“Woi, melamun terus
dari tadi,” tegur Sundel Bolong.
“Iya nih, lagi sariawan
ya? Minum Rapetsari!” Genderuwo menimpali.
Kolor Ijo, Wewe Gembel,
Pocong, Jenglot, Kuntilanak, Suster Ngesot, Dedemit, Leak, dan Jin Ifrit yang
sedang mengadakan konferensi meja bulat sesama makhluk tak kasar itu ikut uring-uringan
dengan perubahan sikap tuyul yang kini jadi pemurung.
“Aku galau friends,
lagi patah hati.” Romio mulai bicara.
“Tuyul galau? Apa kata
dunia?” tanya mereka serentak.
Romio akhirnya
menceritakan perasaannya. Ia jatuh cinta pada Julia, tuyul cantik peliharaan
Pak Bondan yang menjadi target sasaran pencuriannya. Tetapi ia tidak tahu
bagaimana cara mengungkapkannya.
“Aha, aku ada ide!”
seru Dedemit.
Ia kemudian membisikkan
sesuatu kepada teman-temannya. Mereka setuju dan segera berangkat ke rumah
Julia. Dedemit meletakkan uang sepanjang jalan dari depan rumah Pak Bondan
sampai ke rumah Nyonya Diana. Mereka kemudian menunggu jam 12 malam dan
mengintai di balik semak-semak. Benar saja, tepat pukul 12 malam Julia bangun
dan bersiap melakukan tugas mencuri uang.
Julia terbelalak
melihat uang yang terbaris rapi menuju ke suatu tempat. Ia kegirangan dan
segera memunguti uang itu satu per satu sampai ke rumah Nyonya Diana. Saat
Julia tiba di rumah majikan Romio, serentak seluruh hantu teman-teman Romio
menyergapnya.
“Nah, ketahuan kamu
maling ya?” tanya Kuntilanak.
“Eh...eh...kalian
siapa?” Julia balik bertanya sambil ketakutan karena dikeroyok.
“Hei, hentikan! Jangan menganiaya makhluk
lemah,” bentak tuyul Romio seperti seorang super
hero yang melindungi korbannya dari penjahat.
“Hajar bleh!” perintah
Jenglot.
Perkelahian yang sengit
antara tuyul Romio melawan makhluk-makhluk halus pun terjadi. Sesuai dengan skenario
yang dirancang, semua hantu itu kalah berduel dan akhirnya terbirit-birit
melarikan diri kecuali Suster Ngesot yang bisanya cuma ngesot.
“Oh terima kasih kau
sudah menyelamatkanku.”
“Sama-sama, namaku
Romio.”
“Aku Julia.”
Sejak saat itu Romio
dan Julia berteman baik. Semakin hari mereka semakin dekat, hingga tibalah
saatnya bagi Romio untuk mengungkapkan isi hatinya.
“Julia, bapak kamu
pencuri ya?”
“Sudah tahu pakai nanya
lagi. Ya iyalah, kita kan sesama tuyul tugasnya turun-temurun memang mencuri. Memangnya
kenapa?”
“Hmm, anu...kamu telah
mencuri hatiku.”
“Kamu juga sudah mencuri hatiku Romio.”
“Oh jadi kamu juga suka
aku.”
“Iya.”
Romio bahagia mendengar
jawaban Julia. Mereka akhirnya resmi berpacaran dan sepakat berhenti bekerja
pada majikan mereka masing-masing. Romio dan Julia sadar bahwa kedua majikan
mereka selama ini bermusuhan.
“Romio.... Romio...
kamu di mana sih?” Nyonya Diana mencari Romio di jalan.
“Julia... kamu tidak
lupa dengan tugas kamu kan? Julia...” Pak Bondan berteriak memanggil Julia di
luar.
“Sedang mencari siapa
kamu?” tanya Nonya Diana ketus.
“Lah kamu sendiri
sedang mencari siapa?” tanya Pak Bondan sengit.
“Kucing!” jawab mereka
serentak sebelum akhinya berpisah.
*****