Putri Salju (Versi Berbeda)
Oleh Armilia Sari
Dongeng ini diikutsertakan dalam Antologi Karya Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Universitas Sriwijaya Angkatan 2008 dengan bimbingan dosen pengasuh ibu Dr. Nurhayati, M.Pd.
Pada zaman dahulu kala hiduplah seorang putri yang tinggal bersama ayah
dan seorang ibu tiri. Dia bernama Putri Salju. Ibu kandung Putri salju sudah
meninggal saat ia lahir sehingga raja menikah lagi. Putri Salju sangat terkenal
karena kecantikannya. Banyak orang yang mengagumi keanggunan Putri Salju. Hal
ini membuat ibu tirinya menjadi iri dan sangat membenci Putri Salju.
Pada suatu hari ketika
raja tengah pergi berburu selama sebulan meninggalkan istana, ratu bertanya
kepada cermin ajaibnya.
“Hai cermin ajaib,
siapakah yang paling cantik di dunia ini?” tanya ratu.
“Tentu Putri Salju, anak
tirimu yang paling cantik,” jawab cermin.
Berkali-kali ratu
menanyakan hal yang sama dan selalu dijawab dengan jawaban yang sama oleh
cermin. Ratu mulai kesal. Hampir saja ia membanting cermin kesayangannya itu.
Ratu lalu menyuruh
tukang kayu di istana untuk membawa Putri Salju keluar dan membunuhnya di
hutan. Oleh tukang kayu itu, Putri Salju diajak mancari kayu di hutan. Putri
salju merasa senang karena ia suka menolong orang lain, terlebih ini adalah pertama
kalinya ia menginjakkan kakinya di luar istana. Ketika sampai di hutan, si
tukang kayu bersiap membunuh Putri Salju dengan kapaknya, tetapi saat kapak itu
diayunkan ia menjadi tidak tega dan mengurungkan niat buruknya. Ia lalu
menceritakan rencana jahat ratu yang ingin mencelakakannya. Tukang kayu itu
lalu menyarankan Putri Salju untuk tetap tinggal di hutan sampai raja kembali
ke istana.
Putri Salju menuruti
nasihat tukang kayu. Ia terus berlari ke dalam hutan, hingga akhirnya sampailah
ia di suatu tempat. Ia menemukan rumah kecil dalam hutan itu. Saat ia mendekati
rumah itu, para penghuninya keluar. Ternyata rumah itu dihuni oleh tujuh
kurcaci dan seekor burung yang dapat berbicara. Putri Salju menyapa mereka dan
meminta tolong agar diperbolehkan tinggal bersama mereka. Tujuh kurcaci dan
burung itu menerima Putri Salju dengan senang hati. Sejak saat itu Putri salju
tinggal bersama tujuh kurcaci dan seekor burung di hutan.
Sementara itu, di istana
ratu kembali bertanya kepada cermin ajaibnya. Ratu terkejut mendengar jawaban
cermin yang mengatakan bahwa Putri Salju tetaplah yang tercantik karena ia masih
hidup di hutan. Ratu menjadi murka. Ia segera pergi ke hutan itu dan menyamar
menjadi nenek penjual apel.
Seperti biasanya setiap
pagi tujuh kurcaci pergi bekerja hingga sore. Putri Salju setia menunggu mereka
di rumah. Ratu yang menyamar menjadi nenek menawarkan apel yang sudah diberinya
racun kepada Putri Salju. Niat jahat ratu diketahui oleh burung yang
mengamatinya dari pohon. Dengan sigap ia merebut apel itu dari tangan Putri
Salju dan membawanya terbang. Ratu menjadi kesal dan kembali ke istana,
sementara Putri Salju mengejar si burung. Tiba-tiba sebuah anak panah mengenai
sayap si burung hingga ia terjatuh. Ia dipanah oleh pangeran yang tengah
berburu bersama rombongannya. Putri salju mencegah pangeran menyakiti burung
dan mengatakan burung itu adalah miliknya. Putri Salju juga terkejut melihat
ayahnya ada dalam rombongan pemburu itu. Rupanya ayahnya selama ini berburu dan
menginap di istana temannya yang merupakan ayah pangeran itu.
Raja menanyakan mengapa Putri Salju
sampai tinggal di hutan. Putri Salju menceritakan sikap ibu tirinya selama raja
pergi. Burung yang tadi merebut apel dari putri salju juga menjelaskan alasan mengapa
ia merebut apel beracun itu. Raja akhirnya kembali ke istana dan menghukum ratu
seberat-beratnya. Tidak lama setelah itu pangeran menyatakan bahwa ia jatuh
cinta kepada Putri Salju dan ingin menikahinya. Mereka pun akhirnya menikah dan
hidup bahagia selamanya.
0 Komentar:
Posting Komentar
Please be polite in giving a comment, every rude comment will be removed (Sopanlah dalam berkomentar, setiap komentar yang kasar akan dihapus)
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda