Kamis, 05 Juli 2012

Saraswati Ingin Hidup di Bulan

Oleh Armilia Sari


Cerita tanpa dialog ini diikutsertakan dalam Buku Antologi Karya Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Universitas Sriwijaya Angkatan 2008 dengan bimbingan dari dosen pengasuh Dr. Nurhayati, M.Pd.




           Saraswati mempunyai hasrat yang tinggi untuk pergi ke bulan. Ia sangat terinspirasi pada cerita astronot-astronot terkenal seperti Neil Amstrong dan Edwin Aldrin. Ia ingin tinggal dan hidup bebas di bulan untuk selamanya. Ia tidak mau lagi mendengar nasihat mama yang dianggapnya cerewet. Ia berpikir bahwa hidup di bulan pasti sangat menyenangkan dengan cahayanya yang terang.
            Hari ini Saraswati pergi ke kuil untuk sembahyang. Ia berdoa kepada Dewi Kwan Im agar ia dapat tinggal di bulan. Setelah sembahyang, Saraswati langsung pulang ke rumah dan tidur di kamarnya. Saat itulah Dewi Kwan Im datang membangunkannya. Dewi Kwan Im menanyakan kembali keinginannya tinggal di bulan. Dewi Kwan Im juga sudah mengingatkan Saraswati untuk membatalkan niatnya dan memohon permintaan yang lain, tetapi Saraswati tetap pada pendiriannya. Akhirnya Dewi Kwan Im mengabulkan keinginannya.
            Tiba-tiba Saraswati sudah berada di bulan. Ia merasa senang sekali karena keinginannya sudah tercapai meskipun ia juga merasa heran karena suasana di bulan ternyata sedikit gelap dan tidak terang seperti yang ia bayangkan. Hal ini dikarenakan bulan tidak mempunyai sumber cahaya sendiri. Cahaya bulan sebenarnya hanya berasal dari pantulan sinar matahari.
            Tubuh Saraswati melayang-layang di bulan karena tidak ada gravitasi seperti di bumi. Saraswati pun bebas melompat-lompat sesuka hatinya tanpa perlu merasa khawatir akan terjatuh karena terdapat gaya sentrifugal dari orbit bulan yang dapat menahan tubuhnya sehingga tidak terjatuh.
Lama kelamaan Saraswati merasa lelah melompat. Ia ingin menginjakkan kakinya di permukaan bulan, tetapi setiap kali kakinya menyentuh permukaan bulan, ia tidak dapat menahan keseimbangan tubuhnya. Ia terpeleset sehingga tubuhnya kembali terangkat dan melayang-layang. Kali ini ia berusaha lebih kuat lagi untuk turun. Malangnya, saat ia berhasil turun ia terjatuh ke dalam salah satu kawah di bulan. Saraswati heran dengan permukaan bulan yang kasar, penuh kawah dan lubang, tidak seperti bulan yang halus yang biasa di lihatnya dari bumi. Saraswati baru sadar, inilah makna istilah ‘Cantik bagai bulan’ yang sering dianalogikan pada gadis yang memakai make up berlebihan, terlihat indah dari jauh tetapi kelihatan jelek dan banyak bopeng-bopengnya dari dekat.
Saraswati juga merasakan dadanya sesak. Ia kesulitan bernapas karena di bulan tidak ada udara. Saraswati terpaksa menghasilkan udara dari mulut dan bernapas dari mulut. Kerongkongannya terasa kering. Ia ingin minum tetapi ia tidak menemukan sumber air sedikit pun di bulan.
Saraswati merasa menyesal dan ingin kembali ke bumi. Ia teringat kembali dengan nasihat Dewi Kwan Im yang melarangnya tinggal di bulan. Ia juga teringat dengan mamanya yang sangat menyanyanginya. Ia menangis membayangkan nasibnya yang tidak bisa kembali lagi ke bumi karena ia sudah meminta kepada Dewi Kwan Im untuk tinggal di bulan selamanya. Belum hilang kepanikan Saraswati, tiba-tiba ia dikejutkan oleh munculnya sesosok alien yang menyeramkan. Alien itu menyeringai dan siap menerkamnya. Saraswati berteriak sekuat tenaga memanggil mamanya.
Tiba-tiba mama datang dan mengguncang-guncangkan tubuh Saraswati. Ia kaget dan mencoba mencerna semua yang baru dia alami. Ternyata Sarawati masih tertidur dan bermimpi tinggal di bulan. Saraswati akhirnya menyadari kekeliruannya. Ia meminta maaf dan berjanji akan selalu menuruti nasihat mamanya. Saraswati memeluk mamanya dengan erat. Dari bulan nun jauh di sana Dewi Kwan Im tersenyum penuh arti.

0 Komentar:

Posting Komentar

Please be polite in giving a comment, every rude comment will be removed (Sopanlah dalam berkomentar, setiap komentar yang kasar akan dihapus)

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda