Saraswati Ingin Hidup di Bulan
Oleh Armilia Sari
Cerita tanpa dialog
ini diikutsertakan dalam Buku Antologi Karya Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia dan Daerah Universitas Sriwijaya Angkatan 2008 dengan
bimbingan dari dosen pengasuh Dr. Nurhayati, M.Pd.
Saraswati mempunyai hasrat yang tinggi untuk pergi ke bulan. Ia sangat
terinspirasi pada cerita astronot-astronot terkenal seperti Neil Amstrong dan
Edwin Aldrin. Ia ingin tinggal dan hidup bebas di bulan untuk selamanya. Ia
tidak mau lagi mendengar nasihat mama yang dianggapnya cerewet. Ia berpikir
bahwa hidup di bulan pasti sangat menyenangkan dengan cahayanya yang terang.
Hari ini Saraswati pergi
ke kuil untuk sembahyang. Ia berdoa kepada Dewi Kwan Im agar ia dapat tinggal
di bulan. Setelah sembahyang, Saraswati langsung pulang ke rumah dan tidur di
kamarnya. Saat itulah Dewi Kwan Im datang membangunkannya. Dewi Kwan Im
menanyakan kembali keinginannya tinggal di bulan. Dewi Kwan Im juga sudah
mengingatkan Saraswati untuk membatalkan niatnya dan memohon permintaan yang
lain, tetapi Saraswati tetap pada pendiriannya. Akhirnya Dewi Kwan Im
mengabulkan keinginannya.
Tiba-tiba Saraswati
sudah berada di bulan. Ia merasa senang sekali karena keinginannya sudah
tercapai meskipun ia juga merasa heran karena suasana di bulan ternyata sedikit
gelap dan tidak terang seperti yang ia bayangkan. Hal ini dikarenakan bulan tidak
mempunyai sumber cahaya
sendiri. Cahaya bulan sebenarnya hanya berasal dari pantulan sinar matahari.
Tubuh Saraswati melayang-layang
di bulan karena tidak ada gravitasi seperti di bumi. Saraswati pun bebas
melompat-lompat sesuka hatinya tanpa perlu merasa khawatir akan terjatuh karena
terdapat gaya
sentrifugal dari orbit bulan yang dapat menahan tubuhnya sehingga tidak terjatuh.
Lama kelamaan Saraswati merasa lelah melompat. Ia ingin
menginjakkan kakinya di permukaan bulan, tetapi setiap kali kakinya menyentuh
permukaan bulan, ia tidak dapat menahan keseimbangan tubuhnya. Ia terpeleset
sehingga tubuhnya kembali terangkat dan melayang-layang. Kali ini ia berusaha
lebih kuat lagi untuk turun. Malangnya, saat ia berhasil turun ia terjatuh ke
dalam salah satu kawah di bulan. Saraswati heran dengan permukaan bulan yang
kasar, penuh kawah dan lubang, tidak seperti bulan yang halus yang biasa di
lihatnya dari bumi. Saraswati baru sadar, inilah makna istilah ‘Cantik bagai bulan’
yang sering dianalogikan pada gadis yang memakai make up berlebihan, terlihat indah dari jauh tetapi kelihatan jelek
dan banyak bopeng-bopengnya dari dekat.
Saraswati juga merasakan dadanya sesak. Ia kesulitan
bernapas karena di bulan tidak ada udara. Saraswati terpaksa menghasilkan udara
dari mulut dan bernapas dari mulut. Kerongkongannya terasa kering. Ia ingin
minum tetapi ia tidak menemukan sumber air sedikit pun di bulan.
Saraswati merasa menyesal dan ingin kembali ke bumi. Ia
teringat kembali dengan nasihat Dewi Kwan Im yang melarangnya tinggal di bulan.
Ia juga teringat dengan mamanya yang sangat menyanyanginya. Ia menangis
membayangkan nasibnya yang tidak bisa kembali lagi ke bumi karena ia sudah
meminta kepada Dewi Kwan Im untuk tinggal di bulan selamanya. Belum hilang
kepanikan Saraswati, tiba-tiba ia dikejutkan oleh munculnya sesosok alien yang
menyeramkan. Alien itu menyeringai dan siap menerkamnya. Saraswati berteriak
sekuat tenaga memanggil mamanya.
Tiba-tiba mama datang dan mengguncang-guncangkan tubuh
Saraswati. Ia kaget dan mencoba mencerna semua yang baru dia alami. Ternyata
Sarawati masih tertidur dan bermimpi tinggal di bulan. Saraswati akhirnya
menyadari kekeliruannya. Ia meminta maaf dan berjanji akan selalu menuruti
nasihat mamanya. Saraswati memeluk mamanya dengan erat. Dari bulan nun jauh di sana Dewi Kwan Im
tersenyum penuh arti.
0 Komentar:
Posting Komentar
Please be polite in giving a comment, every rude comment will be removed (Sopanlah dalam berkomentar, setiap komentar yang kasar akan dihapus)
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda